Hubungan Antara Dioksin, Produk-produk Kewanitaan, dan Endometriosis | Distributor Pembalut Sehat Anion Medan: Hubungan Antara Dioksin, Produk-produk Kewanitaan, dan Endometriosis

Senin, 10 Januari 2011

Hubungan Antara Dioksin, Produk-produk Kewanitaan, dan Endometriosis

Dioksin dalam produk-produk kewanitaan

Akhir-akhir ini telah ada banyak keprihatinan dan diskusi tentang ditemukannya dioksin dalam produk-produk kewanitaan. Persoalan ini telah menjadi perdebatan panjang, dan ada bukti-bukti yang bertentangan satu sama lain, yang menuju kepada kesimpulan apakah produk-produk tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit, termasuk Endometriosis, atau tidak.

Sementara pihak industri menyatakan bahwa produk-produk mereka aman digunakan, studi-studi yang dilakukan oleh institusi riset yang independen menyatakan bahwa produk-produk mereka benar-benar mengandung dioksin pada tingkatan yang rendah, yang sudah terbukti membahayakan manusia.

Sebuah keprihatinan besar: paparan dioksin pada tubuh wanita selama puluhan tahun masa reproduksinya

Produk-produk kewanitaan dipergunakan oleh hampir 70% wanita masa haid di Amerika Serikat, dan rata-rata seorang wanita di sana menggunakan 11.000 buah pembalut dan produk-produk kewanitaan lain selama hidupnya. Sisa racun dalam pembalut dan produk-produk kewanitaan lain bersentuhan langsung dengan jaringan penyerap di dalam tubuh seorang wanita. Yang lebih buruk, efek dari dioksin bersifat menumpuk/akumulatif dan dapat diukur pada 20 atau 30 tahun setelah paparan. Akumulasi ini menimbulkan keprihatinan karena seorang wanita bisa terpapar dioksin dalam pembalut dan produk-produk kewanitaan lainnya selama kira-kira 40 tahun masa reproduksinya.

Baru-baru ini, FDA (Food & Drug Administration, BPOM-nya AS) mempersyaratkan agar pabrik penbalut dan produk lain yang terkait dengan menstruasi untuk memantau tingkatan dioksin dalam produk yang mereka hasilkan. Namun, hasil pemantauan tersebut tidak tersedia untuk publik dan pengujian dioksin yang diminta oleh FDA itu dilakukan oleh pabrik-pabrik sendiri. Hal ini kurang lebih seperti menyuruh musang menjaga kandang ayam betina! Hasil uji yang independen, tidak bias, dan terpublikasikan sekarang diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada para wanita membuat keputusan yang benar mengenai produk-produk yang ingin mereka pakai.

Beberapa Upaya Anggota Legislatif

Beberapa anggota legislatif telah berupaya untuk membuat rancangan undang-undang yang mewajibkan dilakukannya penelitian untuk menentukan sejauh mana keberadaan dioksin, serat sintetis dan zat additive di dalam pembalut dan produk-produk serupa menyebabkan risiko kesehatan, termasuk risiko kanker leher rahim, endometriosis, kemandulan, kanker ovarium, kanker payudara, penurunan sistem kekebalan, pelvic inflammatory desease dan toxic shock syndrome.

Terakhir, anggota legislatif Dennis Cardoza mengusulkan AB280 dari Assembly committee on Health untuk ditinjau oleh Komite Senat untuk Kesehatan dan Layanan Manusia. Pada 1997, Caroline Maloney memperkenalkan HR 2900, “Tampon Safety and Reasearch Act of 1997”. Di tahun 1992, Ted Weiss membawa isu ke dengar pendapat pada Komite Operasi Pemerintah. Dia melakukan itu setelah staff-nya menemukan memo internal FDA yang memperingatkan “risiko dioksin dalam pembalut bisa sangat tinggi”, dan bahwa “strategi risk-management yang paling efektif adalah menjamin bahwa produk-produk kewanitaan tidak mengandung dioksin.” California Assembly juga sebelumnya mempertimbangkan AB 1963, yang meminta Layanan-layanan Departemen Kesehatan untuk menetapkan apakah produk-produk kebersihan mengandung residu dioksin dan mensyaratkan pemasangan label peringatan pada produk-produk yang ditemukan mengandung residu dioksin.

Sampai hari ini, tidak satupun rancangan undang-undang di atas disahkan, dan masyarakat Amerika tetap berada dalam risiko besar.

Risiko Dioksin Juga Pada Janin dan Bayi

Menurut laporan dari FDA (Food & Drug Administration) bulan Februari 2000, pembalut-pembalut dan produk-produk kewanitaan lain yang dijual di AS terbuat dari kapas, rayon dan campuran kapas dan rayon. Bahkan jika produk-produk ini sekarang diproduksi menggunakan bahan bebas-klorin atau bebas total dari proses pemutihan, metode-metode ini masih menghasilkan dioksin pada “tingkat jejak” (trace level). Jadi, masih ada sejumlah dioksin dari sumber-sumber alam pada pembalut kapas, rayon, atau kapas/rayon dan produk-produk kewanitaan lain. Padahal, sebuah laporan yang dikeluarkan oleh US Environmental Protection Agency (EPA) secara jelas menggambarkan dioksin sebagai ancaman yang serius terhadap kesehatan masyarakat. Laporan EPA menyebutkan, tidak ada tingkat “aman” dari paparan dioksin – bahkan jejaknya saja tetap berisiko. Lebih jauh, laporan EPA mengkonfirmasikan bahwa dioksin adalah “pemicu risiko kanker pada manusia;” bahwa paparan dioksin dapat juga menyebabkan kerusakan sistem kekebalan dan mengganggu sistem pengaturan hormon.

Paparan dioksin pada wanita khususnya, menimbulkan risiko tambahan di luar diri sendiri: dioksin bisa masuk ke dalam plasenta menuju ke janin dan juga bisa berada pada payudara, sehingga masuk pada mulut bayi.

Dioksin sebagai katalis untuk Endometriosis

Bukti bahwa dioksin sebagai katalis untuk Endometriosis telah terdokumentasi dengan baik. Pada study EPA (Environmental Protection Agency) di tahun 1996, paparan dioksin dikaitkan dengan meningkatnya risiko Endometriosis, juga meningkatnya risiko pelvic inflammatory desease, penurunan kesuburan, dan ganggunan pada pertumbuhan janin dan bayi. Kesimpulan EPA mengenai paparan dioksin telah jelas dalam laporan Food & Drug Administration tahun 1989, yang menyatakan bahwa “paparan dari semua peralatan medis menjadi terabaikan kalau dibandingkan dengan potensi paparan dari pembalut”. Dr. Philip Tierno, Jr., Direktur Mikrobiologi Klinis di New York University Medical Center menyatakan bahwa “dioksin, meskipun ada di dalam lingkungan, mempunyai efek yang memperburuk ketika mereka menyentuh permukaan berlendir seperti vagina.”

Waktu Paruh dioksin: 11 tahun

Pada bulan Mei 1998, The Press Tribune menceritakan kisah pasien Endometriosis. Pasien ini membayar hampir US$1,000 ke MAXIM Technology, Inc., sebuah lab swasta di St. Paul, Minnesota, untuk menguji tingkat dioksin dalam 10 pembalut Playtex Super-Plus. Menurut Mike DeVito, seorang toksikolog di EPA USA yang melakukan evaluasi sesuai permintaan The Press Tribune, hasil pengujian yang dilakukan pada pembalut pasien itu adalah antara 6 sampai 7 pikogram dioksin,. EPA bertahan pada pendapat mereka bahwa tidak ada “tingkatan aman dioksin” dan bahwa tingkat dioksin yang ditemukan pada pembalut Platex menimbulkan risiko yang tidak bisa diterima. De Vito lebih jauh mengakui bahwa dioksin mempunyai “waktu paruh yang sangat lama” – mampu bertahan dalam tubuh selama 11 tahun. “Jadi jika Anda terpapar 1 pikogram dioxin hari ini, maka setelah 11 tahun, masih tersisa setengah pikogram dalam tubuh Anda,” katanya.

Dampak dioksin yang lain

Jurnal-jurnal medis dipenuhi dengan bukti-bukti adanya risiko-risiko yang ditimbulkan oleh dioksin. Di bulan September 1998 studi dalam Jurnal Kevue Medicales de Bruxelles yang berjudul “Dioksin: Pengetahuan Masa Kini tentang Efek-efek Kesehatan,” Wissing menyatakan bahwa di dalam manusia, serangkaian kondisi terkait dengan disfungsi hormonal seperti undescended testis (testis yang tidak berkembang), penurunan spermatogenesis, kanker testis dan Endometriosis telah meningkat dalam dekade terakhir. Adanya dioksin dalam lingkungan bisa menimbulkan dampak biologis pada tingkat paparan yang umum. Pada tahun 1997, artikel berjudul “Apakah gangguan terhadap Sistem Kekebalan dan Endokrin oleh zat-zat beracun dari lingkungan berkontribusi pada Endometriosis?”, Osteen dan Sierra-Rivera mencatat bahwa “bukti terus bertambah, yang menunjukkan bahwa zat-zat beracun dari lingkungan, apakah yang terbentuk secara alamiah atau buatan manusia, bisa secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi respons endometrium pada steroid, yang mengakibatkan berbagai keadaan patologis termasuk Endometriosis.”

Pengukuran Konsentrasi Dioksin pada wanita penderita Endometriosis

Mayani mengutip sebuah studi riset dalam Jurnal Reproduksi Manusia tahun 1997, “Konsentrasi Dioksin dalam Tubuh Wanita yang Menderita Endometriosis,” di mana konsentrasi dioksinnya diukur dalam darah 44 wanita yang tidak subur dan penderita Endometriosis, dibandingkan dengan sebuah kelompok kontrol 35 orang wanita dengan usia yang sama yang menderita ketidaksuburan karena masalah saluran indung telur (tubal infertility). 18% dari kelompok wanita dengan Endometriosis ternyata positif mengandung dioksin dibandingkan dengan hanya 3% di kelompok kontrol. Meskipun konsentrasi dioksin tampaknya tidak berkorelasi langsung dengan tingkat keparahan Endometriosis, observasi ini memperkuat data-data yang sudah ada mengenai keterkaitan antara dioksin dan Endometriosis.

Studi 15 tahun Tentang Dampak Dioksin

Dalam sebuah 15 tahun studi yang diuraikan dalam Journal of Applied Toxicology tahun 1993, para ilmuwan terkenal di dunia Rier, Martin, Bowman, Dmowski dan Becker melaporkan tentang “Endometriosis pada Monyet Asia Selatan Setelah Paparan Kronis Dioksin”. Insiden Endometriosis ditentukan dalam sebuah koloni monyet yang secara kronis terpapar dioksin selama periode 4 tahun. Sepuluh tahun setelah penghentian perlakuan dioksin, munculnya Endometriosis didokumentasikan dengan operasi laparoskopi dan tingkat keparahan penyakit itu dievaluasi. Insiden Endometriosis berkorelasi langsung dengan paparan dioksin dan tingkat keparahannya bergantung pada dosis dioksin yang diberikan. Studi 15 tahun ini mengindikasikan bahwa bahaya laten ketaknormalan reproduksi wanita bisa dihubungkan dengan paparan dioksin.

Studi tingkat sel tentang dioksin

Serdar Bulun, MD, Direktur Genetika Molekuler dan Endkokrinologi Reproduktif di University of Chicago dan tim penelitinya mempublikasikan pada bulan April 2000 sebuah artikel di American Journal of Obstetrics & Gynecology yang berjudul “Expression of Dioxin-Related Transactivating Factors and Target Genes in Human Eutopic Endometrial and Endometriotic Tissues.” Dalam studi Dr. Bulun itu, didemonstrasikan pada pertama kalinya ekspresi faktor transkripsi yang berhubungan dengan dioksin dalam jaringan-jaringan endometriotik dan sel-sel jaringan pendukung organ. Transkripsi itu memberikan bukti yang menyolok bahwa terjadi peningkatan aktifitas enzim yang sekaligus meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan Endometriosis baik dengan mengaktifkan prokarsinogen maupun menginduksi formasi catechol estrogens.

Studi pengaruh dioksin pada tikus

Bukti-bukti lanjutan masih ada. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di bulan November 1999 oleh para peneliti di Divisi Toksikologi Reproduktif di Environmental Protection Agency, Cumming mendiskusikan “Dampak Paparan Sebelum Lahir oleh TCDD terhadap Pertumbuhan Luka Endometriotik pada Tikus Dewasa”. Data mereka menegaskan sensitivitas tikus pada peningkatan pertumbuhan luka endometriotik oleh dioksin.

Apa yang dapat Anda lakukan?

Banyak yang masih belum diketahui dari risiko lingkungan seperti dioksin dan perannya pada Endometriosis, namun, bukti-bukti telah menunjukkan bahwa pengujian oleh badan-badan independen telah mengkonfirmasikan adanya dioksin dalam produk-produk kewanitaan. Lebih lanjut kita mengetahui bahwa dioksin dikaitkan dengan Endometriosis dan penyakit-penyakit serius lainnya. Kita, sebagai konsumen wanita dan pasien Endometriosis, memerlukan informasi yang terbaru, paling terpercaya dan riset terkini pada persoalan ini, sehingga kita bisa membuat keputusan kita sendiri mengenai produk-produk kewanitaan yang akan kita pakai.

Apa yang dapat Anda lakukan? Hubungi perwakilan pemerintah dan desak mereka untuk mendukung dikeluarkannya peraturan tentang pengujian independen yang mengukur sejauh mana keberadaan dioksin dalam produk-produk kewanitaan dan untuk menentukan seberapa besar risiko yang ditimbulkannya bagi kita dan anak-anak kita.

Artikel diterjemahkan dari tulisan Heather  Guidone , di http://www.insiderreports.com/storypage.asp?storyID=20001533&ChanID=HQ
Heather Guidone adalah Direktur Operasi Pusat Penelitian Endometriosis di USA dan penulis lepas dengan interest khusus pada kesehatan reproduksi wanita.

Referensi
  1. AB2820, Dennis Cardoza, 2000
  2. HR2900, Carolyn Maloney, 1997
  3. United States Food & Drug Administration
  4. United States Environmental Protection Agency
  5. Enviroweb 23 January 2000 report: www.enviroweb.org/issues/dioxin/index.html
  6. Mari Edlin, CNN.com February 9, 2000
  7. Amy Yannello, The Press Tribune (USPS No. 470-960)
  8. Rev Med Brux 1998 Sep;19(4):A367-71
  9. Semin Reprod Endocrinol 1997;15(3):301-8
  10. Hum Reprod 1997 Feb;12(2):373-5
  11. Fundam Appl Toxicol 1993 Nov;21(4):433-41
  12. Am J Obstet Gynecol. 2000 Apr;182(4):767-775.
  13. Toxicol Sci. 1999 Nov;52(1):45-9
  14. Gynecol Obstet Invest 1999 Oct;48 Suppl S1:45-56
  15. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol 1999 Feb;82(2):129-33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Distributor Pembalut Sehat Anion Medan Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare