Welty & Kamen part 1-2 | Distributor Pembalut Sehat Anion Medan: Welty & Kamen part 1-2

Senin, 10 Januari 2011

Welty & Kamen part 1-2




Deskripsi Video di atas adalah sebagai berikut :

Tersebutlah dua orang sahabat yang bernama Welty dan Kamen, mereka adalah teman semasa sekolah dan sudah lama sekali mereka tidak bertemu hingga pada suatu waktu keduanya bertemu di suatu pusat perbelanjaan (Mall), keduanya saling terkejut sekaligus gembira karena bertemu dengan sahabat lamanya.

Mereka kemudian saling bertukar cerita mengenai perjalanan hidup mereka selama ini, adapun Welty menceritakan hidupnya yang menyenangkan.  Banyak waktu yang dia habiskan bersama keluarganya karena dia tidak ada masalah dengan keuangannya dan bisa menjalankan hobynya dan banyak melakukan aktivitas sosial.  Sedangkan Kamen selalu sibuk bekerja tiap hari, tidak banyak waktu dengan keluarga.  Gaji tiap bulan habis untuk kebutuhan hidup, membayar berbagai cicilan dan biaya hidup yang kian hari kian berat.

Mendengar penuturan Kamen, Welty memberikan banyak masukan kepada sahabatnya, dia pun menceritakan sebuah kisah mengenai seorang tukang perahu yang menjadi sukses tanpa harus selalu membarterkan (menukarkan) waktunya dengan uang, demikian ceritanya :

Alkisah dahulu kala, ada seorang kepala desa yang memiliki seorang putri yang sangat cantik.  Kecantikannya membuat seluruh pemuda di desa tersebut menaruh hati padanya.  Airi begitulah nama yang diberikan orang tuanya kepada putrinya itu.  Dari sekian banyak pemuda yang menaruh hati padanya, Airi hanya terkesan kepada dua orang pemuda, yang satu bernama Brito, dan lainnya Boati.  Semangat dari dua pemuda inilah yang membuat Airi terkesan.

Waktu pun berjalan dan musim pun berganti, sampai pada suatu ketika bencana alam yang dahsyat melanda desa mereka.  Gempa bumi yang dahsyat telah membuat desa mereka terbelah dua oleh sungai yang lebar dan dalam.   Kepala desa dan keluarganya berada di Barat Sungai, sedangkan dua pemuda bernama Brito dan Boati tinggal di sisi Timur sungai itu.

Kedua pemuda itu pun akhirnya membuat rakit mereka masing-masing demi untuk menemui Airi.  Tanpa disadari rakit yang mereka buat ternyata menghasilkan 'sesuatu'.  Mereka mendapatkan banyak imbalan dengan mengantarkan penduduk desa yang ingin pergi mengunjungi sanak saudara mereka ke sisi desa yang lainnya.

Waktu pun terus berjalan, pada tahun yang akan datang usia Airi mencapai 18 tahun.  Dan sesuai dengan tradisi desa itu, gadis yang sudah berusia 18 tahun harus memilih calon pendamping hidup.  Gundah hati
Airi karena sampai saat ini belum bisa memilih antara Brito maupun Boati.  Melihat kegundahan hati putrinya, sang kepala desa pun akhirnya menetapkan sebuah sayembara, demikian isi sayembara tersebut; "Barang siapa berhasil mengumpulkan 1000 tail emas dalam satu tahun, maka dia berhak menikah dengan putrinya".  1000 tail emas bukanlah jumlah yang sedikit pada masa itu.   Brito dan Boati pun pusing tujuh keliling melihat persyaratan yang berat itu.  Terbayang di mata mereka harus ribuan kali jasa mereka menyeberangkan penduduk desa baru mereka bisa mendapatkan seribu tail emas itu.

Mereka pun bekerja lebih giat lagi, mereka berlomba-lomba menyeberangkan penduduk desa demi mendapatkan seribu tail emas itu.  Hari berganti hari mereka pun bertambah cerdik, mereka sekarang bukan lagi membuat rakit tapi mereka membuat perahu yang dapat lebih banyak lagi menyeberangkan penduduk sehingga pendapatan mereka bertambah.  Brito mulai berpikir bahwa dia tidak bisa bekerja keras mengandalkan diri sendiri seperti ini terus.  Setelah menghitung-hitung, dia merasa tidak akan mampu mengumpulkan seribu tail emas itu.  

Karenanya dia harus bekerja pintar dan mempunyai system yang baru, akhirnya setelah berfikir keras, Brito mendapatkan ide.  Ia akan membangun jembatan yang menghubungkan desa yang terpisah itu dan ia akan menghasilkan banyak uang.  Brito percaya bahwa dengan idenya membangun jembatan itu nanti bukannya hanya dapat mengumpulkan uang seribu tail emas tetapi ia juga tidak perlu mendayung perahu lagi untuk selamanya.

Setelah berketetapan hati, akhirnya Brito membangun jembatan yang sudah digambarnya itu walaupun banyak mendapatkan ecekan dan tertawaan dari orang disekitarnya yang beranggapan bahwa membangun jembatan adalah sebuah ide gila yang tidak masuk akal yang hanya membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan uang.  Sementara membangun jembatan ia juga masih mendayung perahu karena dia tahu bahwa jembatan yang dibangunnya belum selesai dan belum menghasilkan uang satu sen pun.  Jika siang dia menyeberangkan peduduk dengan perahu dan pada waktu luang dan malam hari dia pun membangun jembatan impiannya itu.

Sementara Boati sekarang menjadi bertambah penghasilannya dengan menyeberangkan penduduk desa.  Dengan tenaganya yang besar dia mampu lebih sering menyeberangi sungai melampaui Brito, penampilannya mulai berubah, dan tiap hari dia berfoya-foya menghabiskan uang.

Menjelang musim dingin tiba Brito akhirnya berhasil merampungkan pekerjaannya membangun jembatan.  Hari pembukaan jembatan pun tiba,  dan penduduk desa mulai antusias dengan adanya jembatan baru itu.  Harga yang ditetapkan untuk menyeberangi jembatan jauh lebih murah dibanding menyeberang dengan perahu, lagi pula menyeberang dengan jembatan lebih cepat dan lebih aman ketimbang naik perahu yang beresiko tenggelam.  Jembatan yang dibangun Brito berfungsi dengan baik, setiap hari penduduk desa harus membayar ketika melewati jembatan yang dibangunnya itu, penghasilan Brito pun mulai mengalir.  Brito hanya cukup membuat mesin pengumpul uang di gerbang jembatan dan uang itu pun akan diterima langsung dan akhirnya Brito pun telah berhasil lebih dulu mencapai menghasilan seribu tail emas yang diminta kepala desa.

Sementara Boati penghasilannya dari mendayung perahu mulai berkurang lebih-lebih di musim dingin ia tidak bisa menyeberangkan denga perahu karena air sungai menjadi es.  Penduduk lebih memilih menyeberangi jembatan, tidak beresiko tenggelam dan tidak licin oleh es.  Badan Boati sendiripun mulai tidak segar karena terlalu memaksakan diri bekerja.  Sungguh kasihan Boati, ia menukar seluruh waktunya dengan uang dan badannyapun kini lelah dan raut mukanya menjadi layu.

Sekarang musim gugur yang dinanti-nantikan tiba, akhirnya impian Brito terwujud, dengan percaya diri yang tinggi Brito pergi ke rumah kepala desa untuk meminang calon istrnya Airi.  Akhirnya Brito pun menikah dan hidup bahagia dengan kondisi bebas keuangan dan bebas waktu.  Mereka pun hidup bahagia dan berkelimpahan untuk selamanya.

Boati akhirnya sadar bahwa ia belum mengambil keputusan yang tepat jika hanya mengandalkan tenaganya saja untuk  mencari uang.

Setelah mendengar cerita tadi Kamen pun berpikir dan menyadari bahwa apa yang dilakukannya selama ini sama seperti yang dilakukan Boati.  Ia menyadari bahwa selama ini yang dilakukannya adalah menukarkan waktunya dengan uang.  Setibanya di rumah Kamen pun masih memikirkan ucapan Welty tadi.  Ketika hendak tidur akhirnya ia pun memutuskan untukmengikuti saran Welty yaitu mengambil langkah pintar seperti Brito.

Bagaimana dengan Anda ?
Cara mana yang akan Anda pilih ?
Jika Anda belum menemukan jawabannya, coba hubungi saya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Distributor Pembalut Sehat Anion Medan Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare